-detail.jpg) 
                         
                                Di balik dinginnya udara Kayu Aro, Kerinci, tersembunyi sebuah danau rawa yang menampung lebih dari sekadar air dan burung-burung endemik: Rawa Bento, dan kisah perubahan yang luar biasa.
Beberapa tahun silam, Rawa Bento dikenal bukan karena keindahannya, tetapi karena sunyinya yang sering dinodai aktivitas ilegal. Perburuan burung dan peracunan ikan adalah pemandangan lumrah—sebuah ironi di tengah lanskap alam yang mestinya dilestarikan.
Namun semuanya mulai berubah ketika sekelompok pemuda lokal mengambil inisiatif. Mereka membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Rawa Bento, dengan semangat melindungi alam sembari membuka peluang ekonomi baru bagi warga sekitar. Dengan dukungan dari Taman Nasional Kerinci Seblat, kelompok ini mulai menata kawasan rawa menjadi tujuan wisata berbasis konservasi.
Pada awalnya, mereka hanya memiliki perahu dayung untuk mengantar wisatawan menyusuri danau. Jumlah pengunjung pun sangat terbatas. Promosi dilakukan seadanya: cukup dengan menyebarkan nomor kontak ke beberapa homestay di kawasan Kayu Aro. Anehnya, justru wisatawan mancanegara yang pertama kali tertarik datang. Mereka mencari keheningan, kealamian, dan pengalaman yang otentik—semuanya ada di Rawa Bento.
Namun titik balik datang pada tahun 2021. Melalui program BioCarbon Fund (BioCF), kelompok ini mendapat bantuan dua unit perahu mesin. Akses menjadi lebih mudah, pengalaman wisata pun semakin nyaman. Pada saat yang sama, mereka mulai aktif menggunakan media sosial untuk memperkenalkan Rawa Bento kepada masyarakat luas.
Hasilnya luar biasa. Dari yang semula hanya 2 hingga 3 pengunjung per minggu, kini Rawa Bento menerima rata-rata 70 wisatawan setiap minggu. Tak hanya turis asing, kini wisatawan lokal pun mulai berdatangan, tertarik oleh keindahan rawa yang juga dikenal sebagai habitat burung-burung liar langka.
Lebih dari sekadar wisata, kehadiran Pokdarwis Rawa Bento telah menciptakan efek domino positif: praktik-praktik merusak lingkungan menghilang, masyarakat mendapat penghasilan tambahan, dan kesadaran akan pentingnya konservasi meningkat.
Rawa Bento hari ini adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Dari dayung yang perlahan melaju di atas air tenang, menuju suara mesin yang mengantar harapan.